Our Future Is Bright!

Chemistry is easy.? Find it out and learn it here!

Krisis susu di Cina menuntut perbaikan pengawasan makanan

Hal Terkait tentang krisis susu di Cina. Di baca ya.. 🙂

Krisis susu di Cina – dimana ribuan bayi telah mengalami batu ginjal setelah meminum susu yang terkontaminasi melamin, sebuah bahan kimia industri – telah menyoroti pentingnya negara tersebut untuk meningkatkan standar-standar pendeteksian kontaminan kimiawi dalam bahan-bahan makanan.

“Kami sedang melakukan kerja sama dengan departemen-departemen pemerintah yang lain untuk mengkaji bagaimana memasukkan senyawa-senyawa yang tidak terpantau sebelumnya ketika kami akan merubah standar-standar pendeteksian kualitas makanan kami,” ungkap Li Changjiang, kepala Adinistrasi Umum Pengawasan, Inspeksi dan Karantina Kualitas (AQSID) Cina, pengawas keamanan makanan, dalam sebuah jumpa pers pada tanggal 17 September.

Hampir 53.000 bayi telah dilaporkan mengalami masalah-masalah ginjal setelah meminum susu yang terkontaminasi. Embat bayi telah meninggal dan 13.000 sedang dirawat di rumah sakit – lebih dari 100 dari bayi ini memiliki kondisi yang serius. Kebanyakan bubuk susu yang terkontaminasi dibuat oleh perusahaan susu bernama Sanlu Group berbasis di Propinsi Hebei, yang 43 persen sahamnya dimiliki oleh perusahaan pengolah susu Selandia Baru, Fonterra. Laporan-laporan awal menyebutkan bahwa Sanlu adalah satu-satunya perusahaan yang terlibat tetapi kemudian melamin ditemukan dalam bubuk susu dari 22 perusahaan susu lainnya, walaupun dengan kadar yang lebih rendah. Bahan kimia ini juga ditemukan dalam produk-produk susu segar yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan susu terkemuka di Cina seperti Yili Industrial Group yang berbasis di Mongolia Tengah dan Bright Dairy yang berbasis di Mengniu dan Shanghai. Sementara itu, di Hong Kong, dua gabungan supermarket dilaporkan menarik dari peredaran produk-produk susu yang dibuat oleh Nestle, Dutch Lady dan Mr Brown, karena ditemukan mengandung melamin. Kontaminasi ini diyakini telah terjadi pada pusat-pusat penampungan susu, dimana melamin kemungkinan telah ditambahkan untuk meningkatkan kandungan protein. Perusahaan-perusahaan susu menilai kualitas susu sebagian besar berdasarkan kandungan proteinnya, yang mereka perkirakan berdasarkan kadar nitrogen. Dengan menambahkan melamin (C3H6N6) – sebuah zat kimia berbentuk kristal putih yang digunakan untuk membuat produk plastik, pupuk, dan pembersih. Pada konsentrasi tinggi, zat kimia ini bisa menyebabkan batu ginjal dan gagal ginjal, khususnya pada bayi. Tahun lalu, makanan hewan piaraan yang terkontaminasi melamin dari Cina telah menimbulkan penyakit atau membunuh ribuan kucing dan anjing piaraan di Amerika Serikat.

Dalam sebuah kampanye nasional untuk mendeteksi melamin, perusahaan-perusahaan susu dari Cina dan departemen-departemen karantina telah membeli sebuah mesin HPLC yang mahal. Tetapi menurut Fang Shimin, seorang penulis kolom di sebuah surat kabar Cina dengan gelar PhD di bidang biokimia, ada cara yang lebih sederhana dan lebih murah untuk mendeteksi melamin. Sebagai contoh, asam trikloroasetat bisa digunakan untuk mengendapkan protein-protein dari susu. Protein-protein ini selanjutnya bisa disaring dan setiap nitrogen dalam cairan yang tersisa bisa dikaitkan dengan senyawa-senyawa non-protein seperti melamin. “Kita sudah lama tahu teknik yang sederhana ini tetap otoritas keamanan makanan tidak pernah menganggap penting pendeteksian keamanan makanan sehingga mereka tidak pernah berpikir untuk menggunakannya,” ungkap Fang kepada Chemistry World.

Li Changjiang dari AQSIQ mengakui bahwa kriteria pemantauan kualitas makanan hanya mencakup aspek-aspek gizi dari makanan dan tidak mencakup kontaminan-kontaminan kimia yang dilarang. Pengadopsian standar-standar baru merupakan tantangan. “Tidak mungkin bagi otoritas-otoritas keamanan makanan untuk memantau setiap produk dari jutaan produsen yang ada. Kuncinya adalah menghukum mereka yang sudah kelewatan mengkontaminasi makanan untuk memastikan agar para produsen bertanggungjawab terhadap keamanan produk,” ungkap Ke Bingsheng, presiden Universitas Pertanian Cina, dalam Pertemuan Tahunan Asosiasi Cina untuk Sains dan Teknologi pada bulan September.

May 2, 2009 Posted by | Chemistry is my Life | , , , , , | 5 Comments